Selamat Hari Pendidikan Nasional 2017




Artikel Inspiratif 2017 – Bagi bangsa Indonesia, tanggal 2 Mei adalah hari istimewa dimana seluruh masyarakat Indonesia merayakan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS). Namun apakah anda tahu bagaimana sejarah Hardiknas dan makna dari hari tersebut? Untuk itu, alangkah bijaknya jika kita membaca kembali sejarah Hardiknas yang bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hajar Dewantara tersebut.

Seperti diketahui, Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang sangat dihormati sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Sejarah Hardiknas ini tidak bisa dilepaskan dari sosok serta perjuangan beliau sebagai pelopor pendidikan bagi masyarakat pribumi.

Ki Hadjar Dewantara yang memiliki nama asli R.M. Suwardi Suryaningrat lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Ia mengenyam pendidikan di STOVIA, namun tidak dapat menyelesaikannya karena sakit. Akhirnya, Ia bekerja menjadi seorang wartawan di beberapa media surat kabar, seperti De Express, Utusan Hindia, dan Kaum Muda.

Selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan. Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Ketiga tokoh ini kemudian dikenal sebagai “Tiga Serangkai”. Setelah kembali ke Indonesia, ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Ki Hadjar Dewantara memiliki semboyan yang selalu ia terapkan dalam sistem pendidikan. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Arti dari semboyan tersebut adalah: Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), Hingga kini, semboyan pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia dan terus digunakan dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia.

Makna penting pendidikan

Dalam Peringatan Taman Siswa ke-30 Tahun, Ki Hadjar Dewantara mengatakan, “Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu ‘dipelopori’, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri. ”Maksud dari pernyataan Ki Hadjar Dewantara tersebut dengan gamblang menunjukkan apa yang seharusnya lahir dari sebuah proses pendidikan, yaitu “agar anak-anak berpikir sendiri”. Dengan begitu, mereka menjadi orisinal dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan dianggap berhasil ketika anak mampu mengenali tantangan apa yang ada di depannya dan tahu bagaimana seharusnya mereka mengatasinya. Walaupun kini Indonesia telah merdeka dari para penjajah kolonial, namun dalam bidang pendidikan nasional masih harus terus dibenahi. Dengan memahami sejarah Hari Pendidikan Nasional ini diharapkan masyarakat Indonesia bisa lebih mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

 PIDATO HARDIKNAS MENDIKBUD 2017
Sumber : http://artikelinspiratif.com/2017/04/sejarah-hari-pendidikan-nasional-hardiknas.html

Postingan Populer